Daun Muda 2



Saya hentikan aktivitasku di dada Tante Murni serta melihat ke selangkangannya. Saya kagum sekali lihat selangkangan Tante Murni itu sebab ada rambut keriting yang tumbuh di ujung selangkangannya yang cembung itu, ini ialah panorama yang benar-benar baru buatku, sejauh ini saya cuma sempat lihat selangkangan adikku yang saya tahu tidak ada burungnya seperti saya.

Tetapi selangkangan wanita yang berbulu, ya baru milik Tante Murni ini! Oh, terus jelas saja, walau saya dengan cara perasaan telah bangun birahi, tapi tidak sempat kubayangkan jika saya akan mengambil langkah selama ini dalam bagian seksual ditambah lagi di umurku yang belum sampai sepuluh tahun itu. Saya cukup sangsi melepas mainan yang demikian nikmat di payudara Tante Murni, tapi perintah Tante Murni membuatku mengubah tempat tubuhku serta dengan ragu-ragu kudekatkan mukaku ke bukit cembung yang ada bulu keritingnya itu. Merasai keraguanku, Tante Murni tanpa ada basa basi langsung mendesak kepalaku hingga bibir serta hidungku melekat di bulu-bulu keriting yang halus itu. Sebab barusan saya diminta menggigiti payudara, karena itu kesempatan ini akupun memulai menggigiti bukit cembung itu. Tetapi kudengar Tante Murni berteriak lirih, "Jangan keras keras gigitnya Mas, sakit!". Ketidakjelasanku betul-betul konyol, saya anggap bukit cembung itu sama dengan payudara, tapi sebab bagiannya kecil, tanganku tidak kemungkinan untuk meremasnya, untuk target lain saya jadi meremas paha Tante Murni dan pantatnya. Saat Tante Murni membisiki supaya ciumanku semakin turun lagi ke depan, saya cukup bingung .

Nah saat saya maju ke depan baru saya lihat sela sempit yang berupa bibir serta waktu itu telah basah. Warnanya benar-benar menarik merah muda serta bibirnya seperti berlipat lipat. Seperti umumnya saya menciumi sisi ini dengan penuh semangat. "Jilat saja Mas, nikmat lho!", bisikan Tante Murni membuatku mengubah lagi permainanku. Entahlah mengapa ditengah-tengah asyiknya saya menjilati sela basah yang asin serta cukup amis itu, Tante Murni mengeluh serta menjambak rambutku sekalian menjepitnya dengan ke-2 pahanya. Saya tidak dapat bernafas serta saya selekasnya berontak melepas diri.Tante Murni melepas dasternya tadi masih bergulung di atas dadanya hingga ia saat ini jadi telanjang bundar. Dengan suara serak dimintanya saya berbaring celentang, dengan telanjang bundar Tante Murni menggenggam burungku yang masih tetap tegang itu, sebab saat itu saya belum dikhitan, tanteku menceletkan kulup penisku merasa benar-benar geli buatku selanjutnya dengan mendadak Tante Murni mengangkangi burungku ia turunkan pantatnya, serta dituntunnya burungku masuk sela sempit tadi saya jilati itu. Dilakukan semuanya dengan pelan-pelan hingga kemudian saya merasai kehangatan jepitan kemaluan tanteku yang rupanya sudah benar-benar basah. Saya tidak pahami apakah yang dilaksanakan tanteku ini, tapi berasa geli, nyeri di seputar kemaluanku, ada juga rasa perih. Tanteku cuma diam saja sesudah menelan burungku, ia justru dekatkan dadanya ke mukaku hingga saya mulai lagi mengisap puting susunya itu. Tanteku kembali lagi mendesis-desis, serta berasa ia memutar-mutar pantatnya membuat burungku seperti dikocok-kocok oleh tangan tanteku yang lembut itu, sangat nikmat.Tanteku terus saja menggoyahkan pantatnya ke kanan-kiri, putar hingga ada rasa yang semakin nikmat di seputar kemaluanku. Rasa geli yang diakibatkan membuat saya semakin ganas menciumi bahkan menggigit daging montok yang tergantung di depanku itu. Saat Tante Murni mengusung pantatnya, saya berasa jika tangkai burungku yang saat ini penuh lendir dari dalam sela Tante Murni itu jadi gatal serta geli, rupanya rasa-rasanya semakin lebih membahagiakan dibanding diremas dengan tangan Tante Murni, ditambah dengan tanganku sendiri.Tidak lama saya merasai ada lendir yang meleleh di pangkal burungku, yang datang dari lubang Tante Murni itu. Saat kutanyakan apa Tante Murni pipis, ia tidak menjawab, tetapi pejamkan matanya dan mendesis dengan keras sekali. Pantatnya didesak keras-keras ke badanku hingga berasa pangkal kemaluanku sentuh bibir vaginanya yang hangat. Kurasakan badannya menegang serta berdenyut-denyut di bagian kemaluannya, membuat burung kecilku seperti diurut serta dipilin oleh tangan yang lembut. Oh.., benar-benar kurasakan nikmat yang benar-benar mengagumkan. Pikirkan.., saya yang baru SD kelas 3 sudah merasai badan tanteku yang notabene sekian tahun semakin tua, yang kemungkinan maniak sex (paling akhir kutemukan koleksi gambar gambar porno dibalik tumpukan bajunya. Jujur saja Mbak, akupun tidak tahu apa sebelumnya tanteku pernah berhubungan seksual, tapi kukira ia pernah melakukan, kemungkinan dengan temannya saat di K. Mbak pengalaman ini benar-benar membekas di hatiku, sesudah insiden itu tiap ada peluang saya tetap lakukan hal tersebut bersama-sama tanteku, serta dalam satu waktu Mbak Suli dibawa lakukan bersama-sama kami bertiga (kelak lain kali saya narasi lagi mengenai ini).Jika dahulu kami masih bersandiwara, karena itu saat ini kami telah pandai sama-sama merangsang, serta yang sangat kunikmati ialah waktu spermaku memancar keluar, itu pucuk dari semua kesenangan, geli, serta nikmat bersatu jadi satu. Kami keduanya sama menyenangi permainan ini hingga seringkali dalam sehari kami melakukan tiga 4x, seringkali tanteku geser ke kamarku malam-malam serta kami lakukan hubungan seksual ini dengan pintu terkunci. Tante Murni suka juga mengulum burungku, serta sering saya muncrat di mulutnya. Semua pekerjaan ini kulakukan kurang lebih sampai kira-kira dua tahun hingga kemudian tanteku pulang ke K. serta setelah itu menikah disana.Mbak Yuri, di waktu saya telah memiliki keluarga kemauan untuk mengulang-ulang persetubuhan avonturir dengan tanteku seringkali ada, yang saya pikirkan cuma begitu saat ini saya semakin lebih pandai membuat tanteku berasa nikmat, serta akupun juga pasti semakin lebih meresapi dalam merasai kelembutan tanteku itu. Semua kemauanku itu baru bisa terulang lagi 15 tahun selanjutnya, saat adikku yang sangat kecil menikah di K.Malam itu sesudah acara pesta pernikahan usai kami kembali pada rumah kurang lebih jam 1 pagi, serta sebab banyak saudara yang tiba karena itu kami sewa beberapa kamar hotel melati yang terletak tidak jauh dari rumah (kurang lebih 200 meter), kebetulan saat itu saya satu rombongan dengan Tante Murni bersama-sama 2 orang anaknya (10 thn serta 7 thn), suaminya tidak turut, sebab ada pekerjaan kantornya yang tidak dapat dibiarkan. Tanteku tidur di tempat tidur bersama-sama ke-2 anaknya, saya tidur di lantai dengan kasur extra. Kemungkinan sebab begitu capek ke-2 anaknya langsung tertidur tidak lama sesudah lampu kamar dipadamkan.
Meskipun capek saya tidak dapat pejamkan mata, sebab mengingat-ingat insiden beberapa belas tahun kemarin bersama-sama tante yang saat ini sedang terbujur di atas tempat tidur. Rupanya ini dirasakan oleh tante, saya merasai dia resah bolak balik."Tidak dapat tidur Mas?"."Iya nich, sumuk".Sekalian melihat tante tersenyum pada yang ada dibawahnya. Sekalian turun dari tempat tidur ia katakan, "Eh bisa tidak saya tidur di sini?, sumuk di atas, di sinikan anyep".Saya menggeser ke pinggir memberikan tempat untuk tante. Jantung ini terasanya berlomba cepat saat badan tante yang hangat melekat ke bagian badanku. Saya berasa 'adikku' telah mulai bereaksi meskipun belum tegak betul (saya saat itu cuma kenakan kaos oblong serta sarung saja, tidak kenakan CD). Saya makin tidak tahan saat tanteku memiringkan badannya ke arahku hingga saat ini dadanya melekat pada lenganku. Makin tidak karuan nich rasa-rasanya. rupanya tante tidak kenakan BH, cuma daster terusan saja, yach payudaranya cukup, kurang lebih 34B tetapi berasa sangat kencang di lenganku. Saya makin berani, kuraih pinggang tante serta saya merapatkan pada badanku. Mendadak, tidak paham siapa yang mulai kami sudah sama-sama berpagutan. Lidah tanteku dengan gesit menyelusup ke mulutku yang selekasnya kubelit dengan lidahku sendiri.Mbak Yuri, semasa itu saya cuma sempat berhubungan seksual dengan isteriku sendiri, serta semasa itu trauma jalinan seksku dengan Tante Murni membuat saya tetap berasumsi jika Tante Murni "semakin nikmat" dari isteriku. Buatku berikut waktunya untuk menunjukkan kebenaran memory waktu dulu itu.Tangan Tante Murni mulai meraba dadaku terus ke bawah sampai di selangkanganku serta mendapatkan 'adikku' yang telah mengacungkan keras. Perlahan-lahan tangan Tante Murni mulai membelai-belai, mengocok-ngocok. Saya tidak ingin tertinggal dengan ganas mengambil mengarah selangkangannya sekalian mulut ini tidak henti hentinya berganti-gantian mengisap puting yang sudah menegang. Clitoris Tante Murni kubelai dengan sedikit kasar membuat mengelinjang tidak keruan. Saat saya dengan maksud akan memakai lidah untuk bikin sensasi lainnya, tanteku menghindarinya, "Jangan Mas, tante tidak tahan gelinya", tuturnya. Saya menangguhkan niatku serta dengan pandangan matanya saya pahami jika tante tidak tahan ingin disetubuhi karena itu saya ambil tempat untuk menindihnya, perlahan-lahan saya gesekan dahulu 'adikku' ke sekitar belahan serta permukaan liang tanteku itu, dia nampak mengelinjang serta berupaya mendapatkan penisku, dibimbingnya ke arah lembah kehangatannya.
Demikian ujung adikku telah tersisip antara ke-2 bibir vaginanya, dengan berbisik tante menyuruhku untuk mendesak! Perlahan-lahan kuturunkan pantatku, oh.., rupanya kira-kira sama juga dengan rasa istri saya tetapi cukup semakin hangat rasa-rasanya. Mulai saya naik turunkan dengan perlahan-lahan membuat sensasi yang makin lama makin kupercepat irama kocokanku, sayangnya tante Munrni benar-benar tidak memberikan reaksi apa-apa, ia cuma diam saja, sekalian tangannya terus mencakar-cakar punggungku. Ternyata tante benar-benar dipengaruhi oleh situasi yang mencekam ini, hingga susah untuk memberi tanggapan. Tetapi kurang lebih di menit ke 5 saya merasai otot-otot vaginanya mulai berkontraksi mengisyaratkan kini saatnya buat tante. Saya percepat kocokan serta memasukkan sedalam dalamnya sampai kurasakan fundamen kewanitaannya, Kudengar tante menjerit ketahan sebab selekasnya ia tempatkan bantal ke mukanya untuk menahan suara yang muncul. Sisi vitalku berasa ada yang mencengkram lembut tetapi sangat ketat, otot-otot vagina tanteku terasanya memijat-mijat.Mbak Yuri.., terus jelas rasa-rasanya semakin nikmat dari yang sejauh ini saya pernah mendapat dari isteriku, barang isteriku tidak dapat menerkam, walau sebetulnya semakin sempit serta kering dibandingkan milik tante merasa semakin longgar serta cukup licin itu.Saya sendiri belum keluar waktu itu, kulihat tanteku terkulai kecapekan, kubersihkan sisa-sisa air mani dan cairan dari dalam vaginanya dengan memakai handuk kecil yang berada di dekat situ. Sesudah kurasakan kering, dengan perlahan-lahan kumasukkan lagi burungku yang masih tetap tegang serta kugenjot lagi. Saya menggigit bibir tanteku saat kurasakan gesekan penisku dengan dinding vagina tante yang kesat serta kering itu, rasa-rasanya mengagumkan.

GRATIS Tante tau-tau berbisik, "Mas, jangan digoyang dahulu ya, agar tante yang goyangin". Saya menurut saja, serta awalilah tanteku menempatkan ke-2 kakinya di pantatku, lalu mulai bergoyang, pertama memutar ke kiri serta ke kanan, terkadang disodoknya ke atas. Saya cuma pejamkan mata merasai kesenangan yang tidak sempat saya bisa ini, "Enak mana punyai tante sama Asri, Mas?". Saya tidak menjawab pertanyaan tante ini, sebab jujur saja Mbak Yuri, punyai tanteku semakin nikmat dari vagina Asri isteriku. Tidak tahan dengan putarannya, ditambah lagi tanteku terus membisikkan beberapa kata yang membuatku semakin terangsang, akupun ikutan gerakkan burungku maju mundur. Sesaat buah dada tanteku telah rata kuciumi serta kugigiti, semula saya takut untuk bikin cupangan didadanya, tapi malah Tante Murni yang menyuruhku.

Sesaat selanjutnya saya rasakan suatu hal seolah menekan untuk dikeluarkan. Kutekan sedalam-dalamnya serta meledaklah semua kesenangan di fundamen kewanitaannya. Tanteku tersenyum dalam kegelapan lihat saya capai kenikmatan itu. "Mas, ini baru lengkap ya"!, bisiknya.Sesudah merasai selesainya semprotan spermaku, Tante Murni menggerakkan badanku ke samping, serta secara halus dikulumnya burungku, saya menampik sebab berasa geli sekali membuat sakit di tangkai burungku, tapi tante tidak memedulikanku, terus saja ia menjilati hingga burungku sampai bersih.Sampai saat ini saya tetap rindukan persetubuhan dengan Tante Murni ini. Sering saya melamun serta menganalisa apakah yang mengakibatkan demikian enaknya rasa persetubuhan dengan ia. Jawabnya cuma satu, situasi yang penuh risiko, membuat rangsangan yang lain serta membuat saya jadi penuh hasrat.

Popular posts from this blog

Kisah Senggama Dengan Paman

Cerita Anak Sumut

Seks Indah Untuk Teman